WEB BLOG
this site the web

Recent Photos

image
image
image

AWAS, PSIKOSOMATIS

AWAS, PSIKOSOMATIS

Pernah sakit untuk alasan yang nggak jelas? Dokter sudah kasih resep, tapi kok pusing dikepalanya nggak hilang-hilang juga. Malah sampai migran. Ups…jangan buru-buru ambil kesimpulan secepat itu. Sebab bisa jadi yang salah bukannya tubuh kita tapi malah jiwa kita!
Tubuh dan jiwa: soulmate banget!
Sudah banyak penelitan dilakukan para ahli, yang semuanuya menunjuukkan adanya hubungan yang erat antara tubuh fisik dengan jiwa, ibarat sebuah kesatuan. Ketika terjadi sesuatu pada fisik kita, ternyata berpengaruh besar terhadap jiwa kita. Oleh para ahli, penyakit atau gangguan seperti itu biasa disebut istilah psikosomatis. Psiko berasal dari bahasa yunani, Psyche artinya jiwa sementara soma berarti tubuh atau raga. Gangguan psikomatis didefinisikan sebagai sebuah gejala fisik yang nggak bisa sepenuhnya dijelaskan oleh kondisi medis.
Dari yang ringan, sampai berat
Psikosomatis bisa terwujud dalam berbagai kondisi. Mulai dari yang simpel banget sampai yang berat dan membutuhkan penanganan bersama antara psikolog atau psikiater serta dokter. Contoh yang simpel, misalnya saat kita sedang mengikuti ujian disekolah. Lagi asyik ngerjain tugas, guru pengawas memberi pengumuman bahwa lembar ujian sudah harus dikumpulkan 5 menit lagi. Begitu kita cek ternyata masih banyak banget nomor yang belum kita jawab. Reaksi fisik apa saja yang biasa muncul saat kepanikan itu terjadi. Yang paling sering adalah jantung berdebar-debar.
Dari kejadian inilah terlihat bahwa keadaan emosi yang panik akan berpengaruh terhadap kinerja sistem syaraf otonom yang berfungsi mengendalikan organ jantung, otot dan suhu badan. Ketika kita sedang stress, sistem syaraf otonom akan bereaksi. Kalu kita nggak menyadari kemunculan psikosomatis ini, maka yang sering terjadi adalah kita bakal ke dokter terus dan rajin minum obat. Dalam kondisi yang lebih berat, psikosomatis bisa menyebabkan si penderita mengalami gejala fisik selama bertahun-tahun karena masalah psikologis yang tidak kunjung sembuh.
Wake up call
Sebelum salah paham, harus dimengerti dlu bahwa psikosomatis ini bukan penyakit bohongan, soalnya gejala fisik itu betul-betul ada. Mereka betul-betul merasakan sakit, Kepala pusing atau jantung berdebar-debar. Yang membedakannya dari penyakit biasa adalah reaksi fisik kali ini terjadi karena ada keseimbangan dalam tubuh yang terganggu akibat tekanan psikologis.
Jadi bila kita memiliki sebuah penyakit yang nggak kunjung sembuh meskipun sudah mengikuti berbagai anjuran dokter, bisa jadi itu adalah semacam alarm dari tubuh kita sendiri supaya kita sadar tentang betapa pentingnya memperhatikan kondisi kejiwaan kita. Kalau kita mengonsultasikan penyakit fisik ini ke dokter, biasanya mereka juga akan memberi tahu bilamana ada indikasi kita mengalami psikomatis.
Kalau dibiarkan secara terus-menerus gwjala ini bisa menyebabkan gangguan saat bergaul dengan teman-teman. Kebanyakan masalah psikologis yang mempengaruhi fisik itu bberhubungan dengan kecemasan besar, perasaan marah, perasaan sedih karena ditinggalkan seorang yang kita sayangi atau perasaan dipermalukan dan ditindas dengan orang lain.
Solusinya ?
Ketenangan itulah yang menjadi kunci utama dalam menyembuhkan psikomatis. Tapi kalau gangguan yang dirasakan memang sudah berat, ada kemungkinan kita memang harus memakai bantuan psikoterapis, atau minta bantuan psikiater untuk memberikan pengobatan anti-kecemasan. Kehadiran para dokter dan ahli syaraf juga penting, karena gejala fisik yang muncul juga harus ditangani secara medis.
Itu kalau gejala yang muncul sudah sangat parah. Tapi kalau kita rasakan masih ringan, nggak perlu mengikuti rangkaina pengobatan seheboh itu. Asalkan ada satu syarat utama yang harus kita penuhi yaitu kemauan untuk mengakui adanya persoalan psikis yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis kita. Soalnya sering kali kita merasa gengsi untuk mengakui kalau kita itu lemah.

Mengenal 9 Tipe Kepribadian Manusia Dengan Lebih Asyik

Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik untuk dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk menjalani tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui “seperti apa sesungguhnya diri kita ini?”

Enneagram 
Selain dengan mengikuti tes-tes psikologi, ada satu metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian yaitu menggunakan enneagram. Enneagram diartikan sebagai “sebuah gambar bertitik sembilan”. Metode ini dikabarkan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diajarkan secara lisan dalam suatu kelompok sufi di Timur Tengah, hingga akhirnya mulai berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1960-an. Kepribadian manusia dalam sistem enneagram, terbagi menjadi 9 tipe. Renee Baron dan Elizabeth Wagele, lewat buku yang berjudul enneagram, berusaha untuk menjelaskan kesembilan tipe tersebut agar lebih mudah dimengerti.

Sembilan Tipe Kepribadian Manusia
Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
Tipe 5 pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

Panah dan Sayap
panah dan sayap dalam enneagramSetiap tipe pada enneagram berhubungan langsung dengan 2 tipe lainnya yang disebut sebagai panah. Tipe 1 berhubungan dengan tipe 7 dan 4, tipe 2 dengan tipe 8 dan 4, dst (lihat gambar). Dinamika hubungan antar tipe ini terjadi sebagai berikut : jika dalam keadaan rileks tipe 1 akan mengambil karakter positif dari tipe 7, dan jika dalam keadaan tertekan akan mengambil karakter negatif dari panah sebaliknya, yaitu tipe 4. Sebagai contoh, tipe 1 yang mengambil sisi positif tipe 7 tidak akan terlalu mengkritik diri serta lebih menerima diri, lebih antusias dan optimis, bertindak lebih alami dan spontan. Sedangkan jika sedang tertekan akan mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri lalu menjadi depresi, hilang kepercayaan diri, dan menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Contoh lain, tipe 2 yang sedang rileks, akan mengambil karakter positif dari tipe 4, dan jika sedang tertekan akan mengambil karakter tipe 8. Dan begitu seterusnya dinamika hubungan pada tipe-tipe lainnya.
Selain panah, kepribadian kita dapat tercampur atau terpengaruhi oleh tipe di kanan dan kiri kita. Tipe di kanan dan kiri kita ini disebut dengan sayap. Contohnya, tipe 1 dengan sayap 2 yang lebih kuat, cenderung hangat, lebih suka menolong, mengkritik dan menguasai. Sedangkan tipe 1 dengan sayap 9 lebih kuat, cenderung lebih tenang, lebih santai, objektif dan menjaga jarak.

Tipe-tipe Enneagram dan Myers-Briggs Type Indicator
Bagian akhir buku Enneagram ini berisi penjelasan tentang tipe-tipe kepribadian yang sudah diakui, yaitu Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan kecocokannya dengan tipe-tipe dalam enneagram. MBTI sendiri adalah suatu inventori kepribadian yang berlandaskan pemikiran dariCarl Gustav Jung, seorang psikiater asal Swiss. Inventori ini mengukur kecenderungan individu berdasarkan empat skala : ekstraversion atau introversionsensing atau intuition,thinking atau feeling, serta judging atau perceiving. Terakhir, terdapat tabel hubungan antara sistem dalam enneagram dan MBTI.

Komentar 
Ada beberapa hal yang membuat buku ini menjadi menarik untuk dibaca, seperti :
1. Buku berjudul The Enneagram Made Easy terbitan Harper San Fransisco ini, diterjemahkan dengan cukup baik sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memahami isinya. Walau kadang masih terdapat kesalahan dalam pengetikannya.
2. Banyak sekali ilustrasi menarik, baik penjelasan masing-masing tipe maupun perbandingan antara satu tipe dengan tipe lainnya. Tak jarang ilustrasi tersebut berisi lelucon yang mampu menciptakan suasana menyenangkan ketika membaca buku ini.
ilustrasi Enneagram
3. Di awal penjelasan tipe, ada 20 butir pernyataan yang menggambarkan tipe kepribadian tersebut. Pembaca dapat memberi ceklis pada karakteristik yang menggambarkan kepribadiannya. Pernyataan ini dapat membantu pembaca untuk menemukan tipe kepribadiannya dalam enneagram.
4. Penjelasan masing-masing tipe juga cukup banyak ragamnya, mulai dari karakter positif dan negatif tiap tipe, cara bergaul, komentar orang-orang sekitar, hingga saran dan latihan yang tepat untuk tiap tipe.

Namun, ada beberapa hal yang kurang dari buku ini, seperti :
1. Tidak jelas apakah kedua puluh pernyataan yang ada di tiap tipe, didapat menggunakan metode penyusunan alat tes yang baik, sehingga memang benar-benar mampu menggambarkan tiap tipe dengan tepat.
2. Penjelasan tentang tiga pusat dalam tubuh; jantung, perut dan kepala, dirasa kurang memadai, sehingga tidak terlalu memberikan pemahaman yang lebih terhadap kepribadian manusia.
3. Perbandingan antara tipe-tipe dalam enneagram dengan tipe-tipe jungian (MBTI) dirasa agak janggal. Ada kesan bahwa tipe-tipe jungian memang ‘ditempel’ agar pembaca semakin percaya dengan tipe-tipe dalam enneagram, sebab tipe-tipe jungian sudah ada, digunakan dan diakui secara luas sejak lama.
4. Tabel perbandingan sistem dalam enneagram dan MBTI tidak disertai penjelasan, sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami arti tabel tersebut.
5. Sampul buku asli The Ennegram Made Easy lebih menarik untuk dilihat daripada sampul buku versi indonesia yang terlalu ‘gelap’.

Kesimpulan dari saya, buku ini cocok bagi pembaca yang ingin mengenali kepribadiannya, namun tidak ingin membaca buku psikologi tentang teori kepribadian. Sebab sesuai dengan slogannya, buku ini memang bisa membantu mengenali kepribadian kita dengan cara yang lebih asyik.

Membaca Pikiran Orang Lain Dalam Kehidupan Sehari-hari

SELASA, 25 DESEMBER 2007
tags: 
by toso

Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua tak akan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran, kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.

Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisa serius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandang autisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.

Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas, disebut sebagai emphatic accuracy.

Darimana asalnya?
Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesorCommunication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.

Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.

Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini.Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.

Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.

Bagaimana Membaca Pikiran?
Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.

Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.

Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.

Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.

Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.

Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”

Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.

Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”

Santai. Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.

Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.

Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.

Tebak Kepribadian Dari Musik Favorit

Jenis musik yang kita sukai bisa nunjukkin seperti apa diri kita. Keras atau lembut ternyata ada hubungannya.

( Penulis : lika hai )
 

Musik Up-Beat
Musik kayak gini biasanya disukai oleh mereka yang memiliki tipe kepribadianextrovert. Soalnya, musik up-beat merefleksikan semangat dan kebebasan berekspresi!

Tapi, musik up-beat sering juga dinikmati oleh mereka yang nggak berasal dari tipe kepribadian tersebut, namun sedang dalam keadaan tertentu: lagi seneng atau justru lagi sedih. Pasalnya, musik up-beat bisa jadi alat untuk melepaskan emosi berlebih.

Musik Slow
Banyak yang menduga kalo orang yang suka musik slow adalah orang yang cenderung tertutup dan rapuh. Eits, salah! Menurut Pak Samuel, penyuka musik-musik slow umumnya justru orang-orang yang struggle. Yang berpikiran dewasa dan berpembawaan tenang. Bisa mengatur emosi dan selalu mengutamakan pemikiran yang panjang sebelum melakukan sesuatu.

Musik Penuh Distorsi
Contohnya musik-musik metal gitu deh! Musik kayak gini sering banget disangkutin dengan orang-orang yang memiliki sifat keras kepala, destruktif, dll. Padahal, itu nggak seratus persen bener!

Orang yang menyukai musik yang penuh distorsi pada dasarnya adalah orang yang kreatif (PS: orang yang kreatif biasanya orang yang peka lho!). Nggak puas dengan sesuatu yang standar, dan nggak suka dengan hal-hal yang monoton. Cuma aja, faktanya hasil dari sebuah kreativitas nggak selamanya selalu sejalan dengan mainstream. Nah, kalo kebetulan nggak sejalan denganmainstream, akhirnya langsung dicap rebel.

“Kalo kemudian musik yang penuh distorsi itu sekarang seolah dijadikan seperti sebuah identitas bagi mereka yang suka membangkang dan berbuat anarki, itu sebenernya imbas dari cap rebel tadi. Mereka yang berpikiran sempit merasa kalo rebel tuh keren. Lalu, karena pengen dianggap rebel ya yang didengerin harus musik-musik kayak gitu,” Pak Samuel ngejelasin.

Musik Etnik/ Klasik
Di satu sisi, mereka yang menyukai musik etnik/ klasik biasanya smart. Sebab, musik model gini nggak gampang buat dimengerti dan dinikmati. Terus, mereka juga umumnya memiliki filosofi tinggi dalam hidup (cieeee….). Punya perasaan yang halus bin sensitif, plus sangat santun dalam bersikap dan bertutur kata.

But, dalam soal pergaulan rada kurang! Abis, pola pikirnya agak konvensional sih. Udah gitu, lebih suka berjalan di jalan yang “aman-aman aja”. Bukan tipikalplayfull. Nggak berani nyeleneh, nggak berani membuat sebuah gebrakan yang fenomenal.

Musik Bercengkok
Maksudnya kira-kira kayak musik dangdut gitu kali ya? Pak Samuel bilang, orang yang suka banget sama musik bercengkok tuh kebanyakan orang yangeasy going. Nggak mau punya beban di kepalanya, nggak mau punya musuh, dan nggak paling nggak seneng yang namanya diburu-buru. Semboyan hidupnya: love, peace, and let it flow aja.

RAHASIA DIBALIK LIRIK
Ada orang yang suka lagu-lagu yang liriknya tentang percintaan, ada juga yang nggak. Ada orang yang suka lagu yang liriknya tentang kritik sosial, ada yang justru males ngedengernya. Ada orang yang suka lagu yang liriknya nge-dishorang lain, ada juga yang malah sebel!

Kenapa bisa beda-beda begitu? Jawabannya: Pertama, “Music preferences could be used to make self-directed identity claims,” ujar Pak Samuel. Maksudnya, seseorang biasanya akan memilih lagu yang liriknya sesuai dengan self-view-nya. Self-view terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain dan lingkungannya.

Kedua, “Music can also be used to make other-directed idenity claims,” terang Pak Samuel. Kalo yang ini, seseorang akan memilih lagu yang liriknya diharapkan bisa menjadi message untuk mengungkapkan siapa dirinya dan seperti apa dia ingin dinilai oleh orang-orang di sekitarnya

Tips Anti Grogi

Badan gemetar, muka pucat, ngomong gagap dan belibet, wah... kacau! Gara-gara grogi kesempatan emas bisa melayang!

( Penulis : lika hai )
 

Padahal, basicallycuma ada dua penyebab kita suka grogi: gara-gara nggak pede atau gara-gara panik nggak juntrung!

Nggak percaya? Contoh gampang aja deh, grogi di depan cewek. Nggak usah muna lah, biar katanya cowok tuh nggak seribet cewek merhatiin penampilan, tapi begitu kita berhadapan dengan "mahluk manis", pasti jadi lain ceritanya. Dari ujung rambut sampe ujung kaki, dari omongan sampe kelakuan, diperhatiin abis-abisan!

Contoh lain yang gampang juga, kalo disuruh maju ngerjain soal di papan tulis sama guru killer! Panik kan? Makanya begitu ditanya-tanyain, wuah... ngomongnya jadi a-a, u-u. Tapi... ah, sudah lah. Ngapain ngomongin panjang lebar soal sebab musabab si grogi muncul. Mending kita siasati aja biar sifat grogian itu hilang, atau minimal bisa ditutupi kali yee....

• Enjoy aja...

Supaya nggak grogi, biar kata hati kebat-kebit lantaran nggak pede atawa panik, nikmati aja tuh rasa nggak pede dan panik. Kalo dinikmati pasti kita akhirnya jadi ngetawain diri sendiri deh. "Eh, ngapain ya gue kok kemelintingan kayak cacing kepanasan cuma gara-gara tuh cewek merhatiin jerawat di muka gue?" Percaya deh, setelah berhasil ngetawain "ketololan" diri sendiri, selanjutnya dijamin kita bakal bisa bersikap biasa lagi. Soalnya begitu berhasil ngetawain diri sendiri, berarti kita mulai sadar buat keluar dari ketololan itu!

• Self talk

Yang ini khusus buat ngilangin grogi yang disebabkan rasa nggak pede. Biar bisa pede dalam waktu singkat cuma ada satu caranya, puji diri sendiri abis-abisan. Misalnya, "Gue cakep... gue keren... dst." Tapi dalam hati aja ya mujinya, ntar dikatain narsis lagi, sama orang-orang. Hehehe....

• Relaksasi
Kalo yang ini baru buat ngilangin grogi karena panikan! Panikan nggak bakal terjadi kalo kita tenang, dan tenang cuma bisa terjadi kalo kita bisa rileks. Ribet ya? Tapi beneran lho. Cuma sayangnya rileks itu nggak bisa cepet terjadi kalo kita nggak ngebiasain melatih diri buat rileks. Makanya mulai sekarang rajin-rajin deh latihan relaksasi otot dan pernafasan. Biar begitu suatu saat rasa panik menyerang, badan dan pikiran udah otomatis rileks. Kan jadi nggak berlanjut ke grogi tuh?

Tips Nutupin Grogi
• Kurangin ngomong, banyakin senyum
Suara tuh indikator grogi yang paling menonjol selain warna muka yang berubah pucat atau merah, dan badan yang gemetaran. Berhubung pucat atau merahnya muka udah nggak mungkin ditutupin lagi (kalo urusan nutupin gemetaran, coba baca poin berikutnya), ya suara ini deh yang diakal-akalin ditutupin. Caranya apalagi kalo bukan mengirit kata-kata! Supaya makin sempurna, biar kedut-kedutannya bibir nggak keliatan, tebar senyum aja. Okeh?
• Pegang sesuatu
Upss, maksudnya bukan megang badan orang yang ada di depan kita lho. Hehehe.... Tapi, pegang sebuah barang! Yang kecil-kecil aja, kayak pulpen atau pemantik api gitu. Maksudnya biar energi berlebih yang timbul akibat grogi itu ada tempat pelampiasannya. Kalo nggak ada tempat pelampiasannya kan gemetarannya badan keliatan banget! Daripada badan gemetaran mendingan pulpen yang "gemetaran" bukan?
• Mending duduk daripada berdiri
Ini juga cara nutupin gemetaran badan. Coba deh perhatiin orang yang lagi grogi dalam posisi berdiri dan orang yang lagi grogi dalam posisi duduk, pasti lebih keliatan jelas groginya orang yang dalam posisi berdiri. Makanya, begitu mulain ada rasa-rasa grogi, langsung cari tempat duduk deh.
• Cari pemandangan indah
Bisa orang, bisa benda, bisa apa aja deh. Pokoknya pemandangan yang bisa ngasih efek ngademin hati atau menyedot perhatian. Kalo hati adem, pikiran kan jadi tenang. Kalo kita sibuk merhatiin sesuatu dan lupa sama apa yang tadinya bikin grogi, perasaan juga lebih tenang! 

JENIS-JENIS GANGGUAN KECEMASAN

Ada enam bentuk gangguan kecemasan yang bisa muncul, dan masing-masing harus ditangani dengan terapi yang berbeda-beda.

( Penulis : Erick Tobing )
Foto: Ilham 

Generalized Anxiety Disorder
Ciri-ciri umumnya sih sebenernya sama kayak cemas biasa. Yang bikin beda adalah, penderita generalized anxiety disorder cemasnya terus menerus. Hampir sepanjang hari dia habiskan untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya nggak perlu. Akibatnya, dia jadi nggak bisa menjalankan hidup dengan normal. Boro-boro mau mikirin pelajaran, tiap saat otaknya selalu dipenuhi pikiran-pikiran buruk yang bikin dia selalu khawatir.

Social Anxiety Disorder
Disebut juga social phobia, orang yang mengidap gangguan ini bakal ngerasa takut banget kalo harus berinteraksi dengan orang lain. Dia takut dicap buruk oleh orang lain dan dipermalukan di depan umum. So, dia lebih memilih menghindar dari lingkungannya.

Post-traumatic Stress Disorder
Ini adalah gangguan kecemasan yang muncul gara-gara seseorang baru mengalami sebuah peristiwa yang traumatis.

Panic Disorder
Lagi nggak ngapa-ngapain, tiba-tiba aja lo kena “serangan”. Dada berdegup kencang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, nafas jadi sesak, dan merasa seperti mau mati atau mau gila. Itu namanya panic attack. Kalo serangan ini terjadi berulang-ulang, namanya panic disorder.

Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Penderita OCD biasanya ngerasa harus melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, dan nggak bisa dikontrol. Misalnya, belasan kali mengecek apakah lampu kamar udah dimatikan atau belum. Atau mencuci tangan berkali-kali, dan merapikan semua buku di rak supaya sejajar.

Phobia
Rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang nggak perlu ditakuti. (

Teman menjadi salah satu kebutuhan 'pokok' manusia. Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar aktivitas kita membutuhkan teman sebagai partner kerja. Akan tetapi, dalam rangka menciptakan pertemanan yang baik, tidak banyak orang dapat mewujudkannya. Ada yang berteman sekadar obsesi untuk berteman, bergaul, atau sekadar basa-basi. Hasilnya? Tidak ada yang istimewa. 

Menjajaki pertemanan semestinya memerlukan kecerdasan tersendiri. Dalam pengertian, pertemanan yang terjalin harus sesuai dengan tujuannya. Biasanya kondisi pertemanan ini berlaku bagi para intelektual atau akademisi. Namun, belakangan semua kalangan menjadikannya sebagai sesuatu yang signifikan untuk segera diwujudkan dalam motiv apa saja. Katanya, yang penting menguntungkan. Ya, sama-sama menguntungkan.

Setiap orang tentu memerlukan teman yang dapat memberikan kontribusi yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, menjalinnya harus cerdas. Teman yang baik pasti berefek positif bagi pelakuya. Banyak kasus, terjadinya masalah dalam kehidupan sering kali diakibatkan oleh ulah teman-teman yang buruk. 

Sebagai saran dari saya, berikut ini mungkin bisa menjadi acuan bagi Anda yang suka menjalin pertemanan. Ini juga berdasarkan pengalaman saya.
* Bertemanlah dengan orang-orang positif (perilaku maupun pola pikir). Teman jenis ini akan mampu mengarahkan Anda untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam aktivitas sehari-hari. Seperti Anda ketahui, pikiran dan perilaku positif akan menumbuhkan semangat kerja yang positif pula. Dampaknya tentu juga bernilai positif luar biasa. Dijamin Anda tidak akan menyesal.
* Teman yang suka mengarahkan. Teman yang baik tentu mereka yang suka mengarahkan kita pada hal-hal yang baik. Bila salah, ia akan mengoreksi dan memperbaiki dengan saran-saran yang membangun.
* Teman yang aktif (pandai bergaul tapi membatasi diri pada perilaku negatif). Pandai bergaul alias terbuka diri terhadap lingkungan akan semakin meluaskan jaringan dan relasi kita. Hasilnya pasti sangat bermanfaat bagi Anda yang cenderung pasif.
* Teman yang cerdas dan loyal. Teman-teman yang baik akan berdampak baik. Teman-teman yang buruk dan rusak akan berdampak buruk. Demikian pula, paling tidak Anda akan ketularan oleh kecerdasan teman-teman yang cerdas. Anda akan merasa kurang nyaman bila tidak mampu beradaptasi oleh kepiawaian teman Anda. Oleh karena itu, dibutuhkan semangat untuk bisa menyeimbangkan antara kemampuan intelektual Anda dengan teman Anda. Jangan merasa canggung.

Tips ini setidaknya telah berhasil mengubah pola pikir dan perilaku saya selama ini. Semoga Anda semua juga bisa merasakan manfaatnya.
* Kuat memegang norma agama

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies